Chohadi SP

Islam dan Pendidikan Masa Depan

20 Mei 2009

Buah Pena Keagamaan *2)

Mutiara Nasihat
Berisi nasihat yang disusun per tema tentang peningkatan kualitas diri menuju pribadi muslim yang kaffah. nasihat berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah






Mutiara-mutiara di Balik Kisah
Berisi kisah-kisah nyata pada zaman rasulullah dan para sahabat. Kisah-kisah di dalamnya mampu menggugah semangat patriotik, perjuangan, motivasi hidup, dan kejernihan jiwa untuk maju.






Harap dan Takut Memburu Cinta
Cinta adalah sesuatu yang sulit diungkapkan dengan kiata-kata tetapi dirasakan betul oleh hati. Bagaimanakah kita semua menaruh cinta? Semua orang mengharapkan cinta. mampukah kita memburunya? Atau sebaliknya kita takut karena cinta?
Siapa yang harus kita cintai lebih dahulu agar cinta kita tidak salah.



Bintang Pelajar
Para pelajar ingin memiliki panduan cara belajar yang efektif dan efisien? Ini jawabannya. Mulai bagaimana ciri siswa yang unggul, peran BP/BK, perpustakaan, taktik dan strategi belajar, menghadapi ujian. Pelih-pelik dan kesulitan-kesulitan belajar akan Anda jumpai jabawabannya. Untuk Orang tua bagus untuk bekal pemberian motivasi anak.

Label:

Buah Pena Bahasa dan Sastra 2*)

Kumpulan Istilah dan Apresiasi Sastra
(1) Berbagai istilah dalam sastra termuat di dalamnya, disertai penjelasan beberapa contoh. istiah tersebut disusun menurut alfabetis untuk memudahkan pembaca mencari istilah yang dimaksud. (2) Beberapa bagan dan skema tentang sastra di muat di dalamnya untuk memberikan pemahaman global tentang sastra. (3) Memuat pula contoh apresiasi puisi, prosa, dan drama.




Himpunan Istilah Ilmu Bahasa
(1) Berbagai istilah dalam bahasa termuat di dalamnya, disertai penjelasan beberapa contoh. Istilah tersebut disusun menurut alfabetis untuk memudahkan pembaca mencari istilah yang dimaksud. (2) Beberapa bagan dan skema tentang sastra dimuat di dalamnya untuk memberikan pemahaman global tentang bahasa dan seluk beluknya.


Surat Menyurat Bahasa Indonesia
Anda ingin mengetahui, memahami, serta dapat membuat surat pribadi atau surat resmi? bukyu ini dapat Anda gunakan sebagai pedoman dan petunjuknya. Bagian-bagian surat resmi apa saja? Bentuk-bentuk surat itu seperti apa dan ada berapa macam? Mengapa ada berbagai bentuk surat yang beredar di masyarakat? Apakah semua surat itu boleh? Bagaimana harus membuat surat lamaran pekerjaan? Ah, .... banyaklah cukup Anda membacanya dijamin bisa membuatnya karena banyak contoh yang ada di dlamnya.

Label:

19 Mei 2009

Buah Pena Keagamaan *1)

Mutiara-mutiara Dakwah
Berisi ringkasan materi tentang aqidah islam yang perlu dicermati setiap muslim dan setelah itu untuk disampaikan kepada umat agar kelurusan aqidah kita bermanfaat untuk orang lain. sebaik-baik orang adalah yang banyak bermanfaat untuk orang lain.


Klasifikasi Kandungan Al-Qur'an
Berisi kumpulan ayat-ayat Al-Quran yang dihimpun menurut tema. Sangat memudahkan bagi yang ingin memahami kandungan Al-qur'an secara global sehingga kita dapat memahami kitab suci tersebut untuk pegangan hidup sehari-hari. Terbit pertama tahun 1993 oleh GIP Jakarta, tahun 1996 pernah terbit di Malaysia.


Klasifikasi Kandungan Al-Qur'an jilid 1 dan 2
Merupakan revisi edisi pertama yang terbit mulai tahun २००५





Mutiara Hikmah
Berisi kata-kata mutiara pembangun jiwa, semangat hati. Dengan membaca secara otomatis otodidak untuk tampil sebagai insan yang bijak. Kata-kata mutiara dihimpun dan disusun secara alfabetis ganda baik secara teman maupun secara entris sehingga memudahkan pembaca untuk mereguk kehidupan ini untuk menuai kkehidupan akhirat yang mendapat ridho Ilahi. Selamat Anda memiliki dan membacanya.

Label:

Buah Pena Bahasa dan Sastra 1*)

Penuntun Praktis Surat Menyurat Dinas Resmi
Berisi pedoman pembuatan surat resmi atau dinas untuk berbagai keperluan, misalnya surat pengantar, permohonan, dispensasi, rekomendasi, keterangan, keputusan, sampai dengan surat berharga, dan surat singkat lainnya.






Kamus Peribahasa
Berisi 4444 peribahasa yang disusun menurut alfabetis sehingga memudahkan pembaca yang ingin mencarinya. Disusun praktis dengan bunyi peribahasa di sebelah kiri sedangkan artinya di sebelah kanan. Dilengkapi dengan petunjuk nomor peribahasaa yang memiliki kesamaan arti atau kemiripan, atau bahkan berlawanan arti.




Gema dan Gaung Pantun
Berisi sejarah puisi lama yang masih terus eksis dalam kehidupan masyarakat hingaa saat ini. Terbukti banyak digunakan dalam selingan pidato, syair lirik lagu/tembang, nasihat, ucapan selamat, dan lain-lain. Anda ingin bisa membuat pantun dengan baik? Buku ini menunjukkan caranya dan memberikan contohnya. Yakin Anda akan bisa.




Label:

11 Mei 2009

Sinetron Menghempas Etika Siswa, Bagaimana Guru Sastra?



“Sekarang ini sinetron bukan sekedar hiburan dan tontonan, tetapi telah menjadi tuntunan. Dampak negatifnya telah menggeser dan menggusur etika para siswa. Guru bahasa dan sastra Indonesia harus mampu menjadi tokoh tritagonis yang kehadirannya di luar sinetron mampu menengahi isi cerita sinetron.”


Sinetron sebagai Hiburan

Televisi pada masa kini bukan lagi barang mewah. Stasiun televisi pun bermunculan bak tumbuhnya jamur di musim penghujan. Berbagai acara tersaji di televisi dan dapat dinikmati tanpa harus pergi. Berbagai hiburan yang murah sangat mudah dipilih dan dinikmati.Tak ketinggalan tayangan sinetron yang memikat hati.

Sinetron merupakan salah satu acara yang tergolong favorit di semua usia, terlebih usia anak-anak. Bahkan tayangan sinetron lebih menarik dan populer di kalangan siswa dari pada tayangan yang berupa berita, ilmu pengetahuan, atau pendidikan. Para guru boleh menanyakan kepada para siswa, berapa banyak siswa yang mengenal acara BINAR di televisi. Boleh pula menanyakan berbagai judul sinetron di televisi. Sebagian besar mereka hafal dengan acara sinetron lengjkap dengan judul dan episodenya, tetapi tidak mengerti berbagai acara ilmu pengetahuan dan pendidikan.

Sebagain besar para pemirsa termasuk para siswa, menonton sinetron dengan tujuan menghibur diri. Menonton sinetron lebih santai dan tidak memerlukan banyak berpikir. Hati dan perasaannya mudah hanyut dalam arus alur cerita. Apalagi teknik pemenggalan cerita tiap episode selalu pada tahap ketegangan, maka ada kemungkinan para pemirsa ingin mengikuti episode berikutnya. Sehingga sinetron sebagai suatu hiburan benar-benar ada di hati para pemirsa termasuk para siswa.

Sinetron Menghempas Etika

Yang menjadi pemikiran para guru, khususnya guru bahasa dan sastra Indonesia adalah bagaimana memberikan kontribusi positif kepada para siswa agar tidak terkena hempasan badai sinetron. Bagaimana agar mereka tidak terkena dampak negatif tayangan sinetron. Diakui atau tidak, sebuah sinetron akan membawa dua dampak terhadap perkembangan jiwa penontonnya. Dampak positif terhadap perkembangan jiwa jika si siswa mampu menyaring betul isi sinetron. Akan tetapi, besarnya dampak negatif hampir-hampir tidak bisa dipungkiri.

Dari segi pemanfaatan waktu saja, siswa telah banyak dirugikan dengan tayangan sinetron yang menjamur di setiap acara televisi. Mereka lebih suka menonton sinetron daripada membaca buku pelajaran untuk sekolah. Kadang mereka lebih suka berjam-jam menonton daripada menyisihkan waktu sebentar untuk berbuat baik dengan membantu orang tua. Disuruh membantu orang tua, mereka pun enggan beranjak dari depan televisi.

Gaya aktor dan aktris atau para tokoh cerita lebih besar lagi pengaruhnya. Gaya bicaranya, cara berpakaiannya, tingkah lakunya, kebiasaannya-kebiasaannya, telah ikut andil mengubah etika siswa dalam kehidupan sehari-hari. Tidak jarang untuk menarik perhatian, sinetron dibumbui dengan adegan berduaan, berpacaran, sampai berciuman. Padahal adegan itu bukan merupakan tontonan anak usia sekolah. Mereka cenderung meniru dan mencontoh adegan-adegan di sinetron. Apalagi para siswa sebagai penonton banyak yang belum paham dan mengerti benar maksud sebuah sinetron. Mereka tidak mau mengambil dan memahami kakikat amanat cerita. Yang mereka ambil adalah yang kasat mata, yang langsung disaksikan.

Pada puncaknya sinetron menjadi tuntunan, bukan sekedar tontonan. Nilai-nilai etika dan moral ketimuran yang dikenal halus dan santun menjadi hilang. Nilai-nilai iman dan akhlak mulai pudar. Mereka mulai condong kepada budaya yang dicontohkan aktor dan aktris dalam berbagi tayangan sinetron. Wajarlah jika budaya bangsa ini pun mulai tampak bergeser. Kehidupan masyarakat pun mulai tampak menjauhi etika dan norma hukum. Para pelajar sudah biasa pacaran, biasa berciuman, biasa terhadap sesuatu yang belum waktunya dilakukan.

Peran Guru Sastra

Apa gerangan yang hendak dilakukan para guru? Yang jelas tak mungkin akan menghentikan acara sinetron. Mungkinkah si guru juga sudah ketagihan sinetron itu? Lalu, apakah terdiam tanpa upaya memulihkan budaya bangsa yang tinggi? Apakah hendak membiarkan bangsa ini tenggelam dalam budaya jahiliyah yang hina? Guru adalah pendidik, maka mempunyai tugas mulia untuk membina dan mendidik siswanya ke arah hidup yang mulia. Guru bahasa dan sastra Indonesia harus mampu menjadi tokoh tritagonis yang kehadirannya di luar sinetron mampu menengahi isi cerita sinetron. Siswa perlu diberi penjelasannya seterang-terangannya akan dampak negatif dan positif sebuah sinetron bagi perkembangan jiwa dan ruhani.

Pertama, guru hendaknya menjelaskan bahwa bagusnya alur sebuah sinetron sehingga bisa memikat penonton, memang memerlukan berbagai tokoh dengan karakter atau wataknya masing-masing. Jika semua tokohnya berbudi pekerti yang baik, maka tidak akan terjadi konflik, baik konflik pribadi maupun konflik sosial. Jika cerita tanpa konflik, maka ketegangan dan klimak cerita juga tak akan muncul, sehingga cerita tak akan menarik untuk ditonton. Oleh karena itu, tidak semua gaya dan adegan bisa dicontoh dan ditiru.

Kedua, guru hendaknya menjelaskan bahwa sebuah sinetron yang unggul dan bermutu adalah sinetron yang di dalamnya terdapat amanat yang tinggi. Amanat adalah pesan cerita yang dapat dicontoh oleh penonton. Jika di dalam sinetron sedikit nilai-nilai kemanusia dan budi pekerti yang dapat diteladani, maka sudah dapat dipastikan bahwa sinetron itu kurang bermutu dan hanya banyak adegan negatif yang justru merusak citra bangsa. Oleh karena itu tak perlu lagi ditonton.

Ketiga, guru hendaknya menjelaskan indahnya budaya bangsa kita dengan budaya ketimuran yang telah dikenal sejak dahulu dengan ciri khasnya yang halus dan santun. Janganlah budaya yang luhur itu diganti dengan budaya yang diimpor dari barat melalui sinetron yang kurang bagus. Janganlah etika kehidupan yang bagus diganti dengan gaya bicara, gaya berpakaian, perilaku, dan kebiasaan yang jorok atau yang tak senonoh.

Keempat, guru hendaknya sekali waktu juga mengajak siswa mengapresiasi sebuah sinetron, sehingga anak lebih mengerti benar baik buruknya sebuah sinetron. Dengan harapan siswa memiliki budaya kritis terhadap berbagai tayangan sinetron. Akhirnya siswa bisa memilih dan memilah mana yang sekedar tontonan, mana pula yang sebagai tuntunan untuk diteledani.

Kelima, guru hendaknya juga menjelaskan bahwa benteng yang kuat bagi kehidupan masa depan yang cerah adalah mulianya budi perkerti. Bagusnya budi perkerti tak dapat dipisahkan dengan kuatnya iman. Oleh karena itu, setiap siswa hendaknya didorong untuk memiliki akidah atau keimanan yang kuat terhadap agama. Membiasakan diri taat beribadah, dan selalu untuk meningkatkan kualitas beribadahnya. Jangan beribadah hanya sekedar terlepas dari kewajiban. Akan tetapi beribadah sebagai suatu kebutuhan jiwa agar hidup merasa damai. Laksana badan yang tidak diberi makan, maka tidak akan sehat. Hati yang tidak biasa diberi makan dengan ketaatan ibadah maka akan mati juga. Hati akan sulit dinasihati dan diarahkan.

Upaya-upaya membersihkan etika dari noda-noda kotor dan perilaku dosa, bukanlah tanggung jawab seorang guru agama saja. Setiap guru, apalagi guru sastra harus memiliki komitmen yang tinggi untuk hal ini. Jika tidak, maka guru hanya akan sekedar sebagai pengajar bukan sebagai pendidik lagi. Dia bukanlah sebagai guru yang profesional, tetapi guru suka material. Dia bukanlah guru ideal, tetapi guru yang jual mahal. Guru hendaklah membangun kepribadian siswa dan kepribadian bangsa melalui profesinya, menuju pribadi dan bangsa yang mulia. @

Label:

4 Mei 2009

JUAL BELI KURSI KEPALA SEKOLAH

Kepala sekolah bukan sebuah profesi tetapi sebuah jabatan yang biasa diperoleh seseorang setelah melalui jenjang pengalaman guru beberapa tahun। Banyak kalangan guru yang mendambakan kursi kepala sekolah। Ada yang memang bertujuan untuk kemajuan sekolah dan pendidikan। Akan tetapi jika kursi kepala sekolah sudah diinginkannya dengan sebuah ambisi, maka perlu dipertanyakan tujuan suci seseorang ingin menjadi kepala sekolah। Bisa jadi jika sudah dengan ambisi, maka tujuan mereka adalah untuk prestise, peningkatan status sosial, atau bahkan mungkin mencari tambahan kesejahteraan।
Seseorang yang sangat berambisi untuk meraih kursi KS tidak jarang berani menempuh sistem jual beli. Hal seperti ini tidak tampak jelas, tetapi dirasakan oleh hati nurani hampir semua kalangan guru. Padahal kita yakin bahwa sistem jual beli jabatan itu benar-benar dilarang dalam agama. Jangankan jual beli, sedangkan orang yang berambisi atau meminta jabatan tanpa memberi apa-apa saja dilarang untuk diberi jabatan. Orang yang meminta besar kemungkinan mempunyai tendensi tertentu, ada udang di balik batu.
Perlu diingat bahwa jabatan-jabatan yang diperoleh dengan jual beli akan memperburuk kerja dan hasilnya. Jika hal ini berhubungan dengan KS, maka wajar jika ia hanya memilih jabatannya dengan meninggalkan tugas utamanya mengajar. Maklum sudah berkuasa di sekolah, maka tidak mengajar juga tidak apa-apa. Seorang KS yang masih ingat tanggung jawab mengajarnya dengan baik perlu diacungi jempol. Sudah waktunya bagi kita semua kalangan pendidikan, mengubah wajah pendidikan kita dengan meninggalkan jual beli jabatan yang memang haram hukumnya. Mungkinkah dihapus? Kenapa tidak?! Asal semua pihak berani dan jujur, yakin bisa dan tidak mustahil. Bagaimana caranya?
Cara yang paling sederhana untuk meminimalkan jual beli kursi KS adalah mengadakan seleksi yang ketat. (1) Guru-guru yang telah teruji benar profesionalnya dalam guru prestasi, misalnya, layak mendapat porsi. Setidaknya mereka yang berprestasi itu jadi incaran, karena ia termasuk orang pilihan. (2) Persyaratan calon kepala sekolah harus jelas dan terinci. Jika perlu bentuk persyaratan dikumpulkan dalam dokumen fortoloio terjilid rapi, dengan isi dan urutan yang ditentukan oleh tim seleksi. (3) Penilaian yang dilakukan oleh tim seleksi akan sangat mudah apabila semua unsur penilaian telah dibuat kisi-kisi dan skornya. Bahkan unsur-unsur penilaian harus disampaikan kepada para peserta secara terbuka. (4) Pengumanan hasil seleksi hendaknya tidak terlalu lama. Tiga hari setelah seleksi adalah cukup bagi tim penilai. Pengumuman cukup dengan menyebutkan porsi yang dibutuhkan ditambah 3 atau lebih sedikit, dengan cara diranking. Pelantikan dilakukan menurut ranking. Hal demikian akan mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan dan yang mencemari proses seleksi yang jujur. Yakinlah,

Label:

2 Mei 2009

DASAR-DASAR AKHLAK ISLAM

Choiruddin Hahdhiri Suprapto
SMP Negeri 1 Takeran Magetan

01. Pengertian Akhlak
1. Menurut Bahasa:
Akhlak berasal dari kata akhlaqun, bentuk jama’, sedangkan bentuk tunggalnya adalah khuluq yang berarti
a. perangai atau kelakuan
b. budi pekerti atau moral
c. kebiasaan atau tabiat.

2. Menurut Istilah Syar’i
a. Akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang menimbulkan terjadinya perbuatan-perbuatandengan mudah (Sayyid Sabiq).
b. Akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa yang timbul dari padanya perbuatan-perbuatandengan mudah tanpa memerlukan petimbangan pikiran, sehingga keadaan itu menjadikebiasaan (Imam Al-Ghozali, IhyaUlumiddin).
c. Akhlak merupakan ungkapan kondisi jiwa, yang begitu mudah bisa menghasil-kan perbuatan, tanpa membutuhkan pemi-kiran dan pertimbangan. Jika perbuatan itu baik, maka disebutakhlak yang baik, dan jika buruk disebut akhlak yang buruk. (Ibnu Qudamah, MinhajulQoshidin)

02. Unsur Pokok Akhlak
Akhlak memiliki tiga unsur pokok:
1. Perbuatan sifat/keadaan jiwa seseorang.
Pembicaraan akhlak pada pokoknya berbicara keadaan atau gejala-gejala jiwa seseorang yang menimbulkan suatu perbuatan. Perbuatan-perbuatan orang yang sehat akalnya akan muncul dari kehendak jiwa atau hatinya
2. Perbuatan yang muncul bukan paksaan, tetapi dengan mudah dilakukan tanpa pertimbangan akal.
Akan tetapi ada kalanya, bahkan tidak jarang perlu pemaksaan pada tahap awal sebagai sutu bentuk pengajaran. Dengan pengajaran itulah akhlak bisa berubah.
3. Perbuatan yang dilakukan itu menjadi kebia-saan sehari-hari.
Perbuatan yang dilakukan sehari-hari dengan spontanitas menanggapi berbagai permasalahan itulah gambaran yang muncul sebagai bentuk akhlak yang baik atau yang buruk.

03. Hubungan Akhlak dengan Adab
1. Adab berarti tatacara, tatatertib, atau tata aturan; sedangkan akhlak berarti budi pekerti, moral, tabiat, atau perangai
2. Adab membicarakan tatatertib atau tatacara yang sudah diatur sedemikian rupa; sedangkan akhlak membicarakan perilaku yang muncul dari sifat jiwa, bisa berupa perangai yang baik maupun yang buruk.
3. Adab Islamiyah berarti tatacara atau tatatertib menurut ajaran Islam, dan begitu seharusnya setiap muslim mengikuti dan mentaati nya; sedangkan akhlak Islamiyah berarti akhlak atau moral menurut ajaran Islam.
4. Kesimpulannya:
a. Jika kata adab dan akhlak masih berdiri sendiri maka pada keduanya tampak jelas perbedaannya.
b. Jika kata adab dan akhlak sudah dipadukan dengan kataIslamiyahmaka arti keduanya hampir saja sama dan sulit untuk dibedakan; karena baik adab Islamiyah maupun akhlak Islamiyah berisi ajaran berperilaku yang baik menurut Islam atau menjauhi perilaku yang bertentangan dengan ruh dan ajaran Islam.

04. Hubungan Akhlak dengan Amal Ibadah
1. Pembicaraan akhlak berarti membicarakan perilaku-perilaku atau kebiasaan-kebiasaan manusia.
2. Kebiasaan-kebiasaan manusia berarti amalan-amalan atau perbuatan-perbuatan manusia. Jadi akhlak seseorang berhu-bungan erat dengan amal orang tersebut.
3. Jika seseorang telah berakhlak Islamiyah berarti ia telah berbuat atau beramal sesuai dengan ajaran Islam.
4. Jika yang berakhlak Islamiyah itu seorang muslim, maka dapat disebut sebagai amal ibadah atau amal sholihnya yang akan mendapat pahala di sisi Allah SWT.
5. Jika yang berakhlak Islamiyah itu bukan orang Islam, maka tidak dapat mendatangkan pahala dari sisi Allah; hanya mendapat pujian dari manusia.
6. Jika seseorang berakhlak yang buruk, sedangkan ia seorang muslim, maka telah melanggar akhlak Islamiyah. Pelanggaran terhadap aturan, tatatertib, atau hukum maka akan mendatangkan dosa dan siksa bagi dirinya.

05. Hubungan Akhlak dengan Iman
1. Iman atau pengakuan terhadap Islam dan seluruh ajaran-ajarannya adalah kunci bernilainya amal ibadah seseorang.
فَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَا كُفْرَانَ لِسَعْيِهِ وَإِنَّا لَهُ كَاتِبُونَ
Maka barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, sedang ia beriman, maka tidak ada pengingkaran terhadap amalannya itu dan sesungguhnya Kami menuliskan amalannya itu untuknya.” (QS. Al-Anbiya’ 21:94)
2. Amal ibadah itu sendiri akan dihargai oleh Allah dengan pahala jika dilakukan dengan dua syarat:
a. dengan niat ikhlas, karena mencari ridho Allah;
b. dengan mencontoh rasulullah dan bukan membuat cara-cara sendiri.
3. Seorang muslim yang telah berakhlak Islamiyah sama artinya ia telah beribadah kepada Allah dengan akhlaknya, sehingga Allah akan memberinya balasan yang berupa pahala.
4. Orang non-muslim yang berakhlak Islamiyah, atau beriabadah dengan cara dalam jenis apapun, maka tidak ada amal perbuatan yang dinilai oleh Allah sebagai ibadah yang mendatangkan pahala. Hal ini disebabkan oleh tidak ada iman.
5. Pendek kata, akhlak itu dikatakan akhlak Islamiyah jika didasarkan ajaran Islam, siapa pun yang melakukan; tetapi ia mendapatkan pahala jika didasari iman dan memenuhi syarat ibadah.

06. Sumber Akhlak Islamiyah
1. Akhlak Islamiyah adalah akhlak yang berdasarkan ajaran-ajaran Islam. Jadi, akhlak Islamiyah bersumber pada ajaran-ajaran Islam, yaitu Al-Quran dan As-Sunnah.
لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ ءَايَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
" Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah (sunnah). Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Ali Imran 3:164)
2. Akhlak atau ajaran budi pekerti secara umum yang tidak bertentangan dengan Al-Quran dan As-Sunnah boleh diamalkan.
3. Akhlak atau ajaran budi pekerti yang menurut pendapat umum masyarakat baik, tetapi ber-tentangan dengan Al-Quran dan As-Sunnah, maka haram hukumnya untuk diamalkan.
4. Baik buruknya akhlak manusia bukan dipan-dang oleh kebanyakan pendapat masyarakat, tetapi oleh dasar hukum yang mutlak, yaitu Al-Quran dan As-Sunnah.
5. Ajaran apa pun, termasuk ajaran akhlak yang hanya bersumber pada akal pikiran manusia, maka bersifat nisbi atau relatif; sebab akal itu terbatas, sedangkan masyarakat berkembang.
6. Ajaran apapun yang bersumber pada Hukum Allah adalah mutlak kebe-narannya, karena Allah Maha Mengetahui segala apa yang telah, sedang, dan akan terjadi pada manusia dan alam semesta pada umumnya.

07. Sumber Pemikiran Ahlul Jahiliyah
Menurut Syaikh Ahmad din Abdurrohman, ada beberapa sumber atau sandaran pemikiran ahlul jahiliyah, yang kami sadur sebagai berikut.
1. Tidak memanfaatkan indera dengan sebaik-baiknya untuk meneliti dan mentadaburi alam raya, sehingga tidak bisa mengagungkan Allah dengan sebenar-benarnya. (QS. 7:178-179, 67:10)
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al-Isra’ 17:36)
2. Tidak menggunakan akal dan hati secara maksimal untuk menerima kebenaran, sehingga nasihat Al-Quran, Al-Hadits yang disampaikan para ulama, atau dai tidak bisa diterima. (QS. 10:5, 29:43, 14:52, 13:19)
3. Lebih bersifat taklid (mengikuti tanpa mau berpikir kritis) kepada para ulama daripada ittiba’ (mengikuti dengan mencari dasar-dasar hukumnya) Rasulullah saw. (QS. 3:31, 5:63)
4. Lebih taklid kepada para pemimpin atau pembesar suatu negeri dan mementingkan persatuan dan budaya daripa mengikuti al-Quran dan Asd-Sunnah. (QS. 33:66-68)
5. Lebih taat kepada para sesepuh atau nenek moyangnya daripada dalil-dalil yang jelas kebenarannya. (QS. 2:170, 31:21, 5:104, 34:43)
6. Lebih mengikuti hawa nafsunya dan keinginannya sendiri daripada taat kepada hukum yang diciptakan oleh Yang Maha Pencipta. (QS. 45:23, 25:43-44, 4:135)
7. Lebih mengikuti prasangka-prasangka daripada menggunakan penalaran logis yang berdasar pada sumber dari yang tidak akan salah, yaitu Al-Quran dan Al-Hadits. (6:116, 10:35-36, 53:28)
وَمَا يَتَّبِعُ أَكْثَرُهُمْ إِلَّا ظَنًّا إِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ
“Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS. Yunus 10:36)
8. Lebih menyandarkan keyakinan dan perilakunya pada sihir, jin dan setan daripada yakin akan kebenaran yang datang dari Allah. (QS. 2:102-103, 10:78-79, 20:63-67)

08. Rasulullah sebagai Tauladan Hidup
1. Rasulullah memiliki akhlak yang mulia,
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya engkau Muhammad sungguh mempunyai akhlak yang luhur.” (QS. 68:4).
2. Akhlak Nabi SAW adalah Al-Quran. Ketika A’isyah istri Nabi, ditanya tentang akhlak Rasulullah, beliau menjawab, “Kaana khuluquhul Quran, Adalah akhlak Rasulullah itu Al-Quran.”
3. Pada dasarnya apa yang dilakukan oleh Rasulullah adalah mengikuti wahyu.
إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَى إِلَيَّ وَمَا أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ مُبِينٌ
Katakanlah, “…. Aku tidak lain hanyalah mengkikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanya seorang pemberi peringatan yang menjelaskan.” (QS. 46:9).
4. Ucapan Rasulullah dituntun oleh wahyu. “….Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. 53:1-4).
5. Pribadi Rasulullah adalah tauladan yang baik. “Sungguh pada diri Rasulullah itu ada tauladan yang baik bagimu, bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan hari akhir, dan banyak ingat kepada Allah.” (QS. 33:21).

09. Tujuan Akhlak
1. Rasulullah SAW diutus untuk menyempur-nakan akhlak.
Sesungguhnya aku diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Bukhori dan Malik).
2. Orang yang terbaik di antara orang beriman adalah orang yang baik akhlaknya.
اِنَّ مِنْ حِيَارِكُمْ أَحَاسِنُكُمْ أَخْلاَقًا
Sesungguhnya yang terbaik di antara kamu ialah yang terbaik akhlaknya.” (HR. Bukhori dan Muslim).
3. Kisah para Nabi dan Rasul tidak pernah dicela dan dimusuhi oleh orang-orang kafir karena akhlaknya; tetapi para nabi dan Rasul itu dicaci maki dan dimusuhi karena menegakkan iman atau haq.
4. Jadi, tujuan utama akhlak atau ilmu akhlak adalah untuk membentuk pribadi-pribadi muslim yang memiliki budi pekerti yang mulia sesuai dengan ajaran Allah dan Rasul-Nya.
5. Akhlak atau ilmu akhlak bukan sekedar dipelajari untuk mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk; akan tetapi yang lebih penting adalah mempratik-kannya dalam kehidupan sehari-hari.

10. Peranan Akhlak
1. Akhlak merupakan salah satu tujuan diutus-nya Rasulullah.
اِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ
Sesungguhnya aku diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” (HR. Hakim).
2. Akhlak yang bagus sebagai standart atau berpengaruh untuk kesempurnaan iman seseorang. “Sesempurna-sempurna iman seseorang di antara kamu adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Muslim, Ahmad, dan Abu Dawud).
3. Akhlak yang baik dapat memperberat timbangan kebajikan. “Tidak ada sesuatu yang lebihberat timbangannya di mizan kecuali kusnul khuluq/baiknya akhlak.” (HR. Ahmad danAbuDawud).
4. Akhlak yang tinggi menyebabkan orang masuk jannah. (QS. 3:133-134).
5. Akhlak yang mulia dapat menjadikan dekat dengan Rasulullah di hari kiamat. “Sesung-guhnyaorang yang paling aku sukai dan paling dekat denganku tempat duduknya pada harikiamatadalah orang-orang yang paling baik akhlaknya di antara kalian.” (HR. Ahmad dan AbuDawud).
6. Akhlak yang baik menjadkan seseorang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya.
اَنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ أَحْسَنُكُمْ أَخْلاَقًا
Sesunguhnya orang yang paling kucintai di antara kalian adalah yang terbaik akhlaknya.” (HR. Bukhari)
Hamba yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Hakim)

Label: